PENGENDALIAN HAMA TEBU

         Steinernema spp menjadi harapan baru bagi petani, karena diketahui sebagai nematoda entomopatogen yang efektif, untuk mengendalikan beberapa hama penting komoditas pertanian.

          Khususnya untuk komoditas perkebunan, nematoda ini telah diujicobakan untuk mengendalikan hama uret tebu yang selama ini menjadi musuh petani tebu terutama di lahan berpasir. Ujicoba dilakukan oleh Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya pada tahun 2009. Dengan hasil menunjukkan bahwa Steinernema spp tersebut efektif untuk mengendalikan hama uret tebu. Nematoda Steinernema spp yang digunakan diperoleh dengan cara melakukan eksplorasi isolat lokal terlebih dahulu, kemudian dilakukan perbanyakan secara massal.

Klasifikasi Steinernema spp
Kedudukan Steinernema spp di dalam sistematika binatang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Order : Rhabditida
Family : Steinernematidae
Genus : Steinernema
Spesies : Steinernema spp.
Sumber: http://ara.inbio.ac.cr/SSTN-IABIN/species/browse/resource/1/taxon/157382/

      Siklus hidup nematoda Steinernema spp
 Siklus hidup Steinernema spp yaitu Juvenil Infective (JI) yang baru keluar dari induk dan bergerak bebas di dalam tanah untuk menghasilkan generasi baru JI stadium ke-3 (jantan dan betina), jantan dan betina kawin untuk menghasilkan generasi baru. Nematoda Steinernema betina akan memproduksi banyak JI generasi baru di dalam tanah dan JI akan berkembang biak menjadi nematoda jantan dan betina dewasa.

                                                                             
     Biologi dan Perilaku Steinernema spp
Nematoda Steinernema spp paling banyak terdapat di tanah. Selain itu, juga mampu hidup di tempat-tempat yang banyak mengandung bahan organik, air tawar, dan air laut. Di dalam tanah, nematoda hidup dengan memanfaatkan bahan organik atau memakan serangga-serangga atau organisme lain.

      Di dalam tubuh serangga, nematoda dapat berkembang biak dengan cepat hingga menghasilkan 2 sampai 3 generasi. Siklus hidup nematoda dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu kurang lebih 14 hari. Apabila terdapat nutrisi yang melimpah siklus hidupnya bisa lebih cepat lagi dan sebaliknya apabila tidak tersedia nutrisi yang cukup maka daur hidup nematoda bisa lebih lama.

       Nematoda ini bisa bertahan di dalam tanah dengan cara inaktif dalam jangka waktu tertentu dan akan melakukan migrasi ke tempat lain apabila tidak ada persediaan makanan yang cukup. Perpindahan nematoda dari suatu tempat ke tempat lain bisa terjadi secara pasif yakni dengan bantuan air, angin, atau terbawa oleh alat-alat pertanian. Gerakan aktif nematoda sangat lambat untuk mencapai jarak tertentu, sehingga memerlukan waktu yang lama.

    Simbiose yang bersifat mutualisme (saling menguntungkan) terjadi antara nematoda Steinernema spp. dengan salah satu spesies bakteri yaitu Xenorhabdus luminescens. dimana nematoda mendapatkan nutrisi yang dihasilkan oleh bakteri sedangkan bakteri merasa terlindungi oleh nematoda.

      Teknik Perbanyakan Steinernema spp
Perbanyakan nematoda entomopatogen dilakukan dengan menggunakan metode Bedding. Tahapan perbanyakan yaitu isolasi bakteri simbion dari tubuh serangga yang terinfeksi nematoda entomopatogen. Bagian tubuh serangga yang terinfeksi diletakkan pada media Nutrien Agar (NA). Media diinkubasi pada suhu 25ºC selama 24 jam. Dari hasil isolasi di media NA, koloni bakteri diperbanyak di media Yeast Salt dan diletakkan pada shaker. Setelah diinkubasikan selama 24 jam, bakteri simbion tersebut dapat digunakan untuk perbanyakan nematoda dalam media spon.
Isolasi bakteri simbion dan nematoda entomopatogen pada media spon dilakukan dengan cara menyiapkan media spon steril, media pada masing-masing erlenmeyer diinokulasi bakteri Xenorhabdus spp yang diambil dari media Yeast Salt. Satu hari kemudian, media spon yang telah berisi bakteri simbion tersebut, diaplikasi nematoda Steinernema spp. Setelah disimpan dalam media spon selama 14-21 hari, nematoda Steinernema spp dapat dipanen.

      Cara Steinernema spp menyerang hama
Steinernema spp menyerang hama tanaman dengan cara masuk ke dalam tubuh larva serangga melalui lubang tubuh alami seperti spirakel, anus, atau termakan oleh larva serangga. Setelah berada di dalam tubuh larva, Steinernema spp langsung melepaskan bakteri simbiosisnya ke dalam usus larva serangga.
Bakteri inilah yang membunuh larva dengan cara mengeluarkan zat yang bersifat antibiotik atau racun terhadap serangga.
Gejala yang ditimbulkan Steinernema spp yaitu kutikula larva berwarna merah karamel karena pengaruh bakteri simbion Xenorhabdus sp sebagai ciri khas gejala larva yang terinfeksi Stienernema spp.
Setelah larva mati, nematoda memperbanyak diri dengan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam tubuh larva tersebut. Selanjutnya induk nematoda menghasilkan 2-3 generasi baru di dalam tubuh inangnya tersebut. Setelah nutrisi di dalam tubuh larva tersebut habis maka nematoda melakukan migrasi dengan cara keluar dari tubuh larva dan mencari inang lain.

      Hasil Pengujian Nematoda Steinernema spp
Kisaran inang yang sangat luas dimiliki oleh Nematoda Steinernema spp., baik hama tanaman perkebunan, hortikultura maupun tanaman pangan. Untuk hama tanaman perkebunan yang telah berhasil dikendalikan dengan nematoda Steinernema adalah Helopelthis sp. pada tanaman kakao. Sedangkan untuk hama tanaman hotikultura diantaranya Spodoptera exigua dan Spodoptera litura pada bawang merah, Croccidolomia binotalis dan Plutela xylostella pada Kubis, Helicoverpa armigera pada tomat. Hama tanaman pangan yang dapat dikendalikan oleh organisme ini adalah hama putih pada padi (Nimphula depuntalis).
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya telah melakukan pengujian laboratorium dan lapang tentang efektifitas Steinernema spp strain Tulungagung untuk mengendalikan uret (Lepidiota stigma) pada tebu. Hasil uji di laboratorium dengan dosis aplikasi 800 Juvenil Infektif /ml tercatat tingkat mortalitas larva instar 3 hingga 83,33 % pada 72 jam setelah aplikasi, sedangkan uji di lapangan, dosis aplikasi 12.500 Juvenil Infektif /tanaman pada larva Lepidiota stigma instar 3 tercatat tingkat mortalitas mencapai 80% pada 3 minggu setelah aplikasi.

      Cara aplikasi Steinernema spp
Aplikasi Steinernema spp harus dilakukan dengan cara menghindari sinar matahari langsung, misalnya, pagi atau sore hari. Dengan menyiramkan suspensi Steinernema spp di sekitar perakaran tebu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2010. Pestisida Hayati. http://goorganic-2010.blogspot.com/ 2009_ 12_ 01_ archive. html, (diakses tanggal 3 April 2010)
Anonymous.2010. All Kingdom. http://ara.inbio.ac.cr/SSTN-IABIN/species/browse/resource/1/taxon/157382/, (diakses tanggal 3 April 2010)

Oleh: Ratri Wibawanti, SP
POPT Ahli Pertama
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment